MEMBANGUN LOYALITAS
KONSUMEN
Definisi Loyalitas Pelanggan (customer
loyalty definition)
Secara harfiah loyal
berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan sebagai suatu kesetiaan.
Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri
pada masa lalu. Usaha yang dilakukan untuk menciptakan kepuasaan konsumen lebih
cenderung mempengaruhi sikap konsumen. Sedangkan konsep loyalitas konsumen
lebih menekankan kepada perilaku pembeliannya.
Istilah loyalitas
sering kali diperdengarkan oleh pakar pemasaran maupun praktisi bisnis,
loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam konteks
sehari-hari, tetapi,menjadi lebih sulit ketika dianalisis maknanya.Dari
beberapa definisi Ali Hasan (2008:81) menjelaskan loyalitas sebagai berikut:
- sebagai
konsep generic, loyalitas merek menunjukkan kecenderungan konsumen untuk
membeli sebuah merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi.
- Sebagai
konsep perilaku, pembelian ulang kerap kali dihubungkan dengan loyalitas
merek (brand loyality). Perbedaannya, bila loyalitas merek mencerminkan
komitmen psikologis terhadap merek tertentu, perilaku pembelian ulang
menyangkut pembelian merek yang sama secara berulang kali.
- Pembelian
ulang merupakan hasil dominasi (1) berhasil membuat produknya menjadi
satu-satunya alternative yang tersedia, (2) terus – menerus melakukan
promosi untuk memikat dan membujuk pelanggan membeli kembali merek yang
sama.
Loyalitas pelanggan
merupakan salah satu tujuan inti yang diupayakan dalam pemasaran modern. Hal ini
dikarenakan dengan loyalitas diharapkan perusahaan akan mendapatkan keuntungan
jangka panjang atas hubungan mutualisme yang terjalin dalam kurun waktu
tertentu.
Olson (dalam Trisno
Mushanto, 2004 128) berpendapat bahwa loyalitas pelanggan merupakan dorongan
perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun
kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk maupun jasa yang dihasilkan oleh
badan usaha tersebut yang membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses
pembelian yang terjadi secara berulang-ulang.
Griffin (dalam Diah
Dharmayanti, 2006 :38) berpendapat bahwa pelanggan yang loyal adalah pelanggan
yang sangat puas dengan produk atau jasa tertentu sehingga mempunyai antusiasme
untuk memperkenalkanny kepada siapapun yang dikenal.
Dari berbagai uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan merupakan sebuah sikap
yang menjadi dorongan perilaku untuk melakukan pembelian produk barang/jasa
dari suatu perusahaan yang menyertakan aspek perasaan didalamnya, khususnya
yang membeli secara teratur dan berulang-ulang dengan konsistensi yang tinggi,
namun tidak hanya membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunyai
komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan yang menawarkan produk/
jasa tersebut.
Mengapa Loyalitas konsumen
Penting Untuk Profitabilitas Perusahaan?
Loyalitas
pelanggan memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan, mempertahankan mereka
berarti meningkatkan kinerja keuangan dan mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan. Hal ini menjadi alasan utama bagi sebuah perusahaan untuk menarik
dan mempertahankan mereka. Dua hal yang menjadi pertimbangan utama perusahaan
dalam mempertahankan loyalitas pelanggan adalah, pertama karena semakin
mahalnya biaya perolehan pelanggan baru dalam iklim kompetisi yang sedemikian
ketat, kedua adalah adanya kenyataan bahwa tingkat profitabiliti perusahaan
berbanding lurus dengan pertumbuhan hubungan antara perusahaan dan pelanggan
secara permanen.
Keuntungan
dari adanya Loyalitas pelanggan adalah berkurangnya pengaruh serangan dari para
kompetitor dari perusahaan sejenis, tidak hanya kompetisi dalam hal produk,namun juga
kompetisi dalam hal persepsi. Selain itu konsumen yang
loyal dapat mendorong perkembangan perusahaan. karena mereka biasanya
memberikan ide atau saran kepada perusahaan agar meningkatkan kualitas
produknya dan pada akhirnya mereka tidak akan begitu mempermasalahkan harga
karena mereka percaya pada produk dan kualitas yang dimiliki perusahaan.
Loyalitas pelanggan berawal dari penilaian pelanggan terhadap kualitas
produk atau jasa yang diterimanya (persepsi) berdasarkan harapan yang telah
terkonsep dalam pikirannya. Harapan tersebut muncul dari produk atau jasa yang
telah
diterima sebelumnya (pengalaman) serta berita dari mulut ke mulut yang sampai
pada pelanggan. Penilaian tersebut akan menimbulkan kepuasan dan ketidakpuasan.
Pelanggan akan merasa puas jika kualitas yang diberikan telah sesuai atau
bahkan melebihi harapan pelanggan. Namun sebaliknya jika kualitas produk atau
jasa yang diberikan kurang atau berada di bawah harapan, maka pelanggan akan
kecewa.
Bagaimana
Nilai dari Loyalitas Konsumen ?
Ø Nilai Yang Di Persepsikan Pelanggan
Konsumen
yang dewasa lebih terdidik dan lebih
berpengetahuan. Mereka mempunyai sarana (misalnya internet) untuk memverifikasi klaim perusahaan dan mencari alternatif yang lebih unggul. Nilai yang dipersepsikan pelanggan adalah selisih
antara penilaian pelanggan prospektif atas semua manfaat dan biaya dari suatu
penawaran terhadap altrnatifnya. Total manfaat pelanggan adalah nilai moneter
kumpulan manfaat ekonomi, fungsional, dan psikologis yang diharapkan pelanggan
dari suatu penawaran yang disebabkan oleh produk, jasa, personel, dan cita rasa
yang terlibat. Total biaya pelanggan adalah kumpulan biaya yang dipersepsikan
yang diharapkan pelanggan untuk dikeluarkan dalam mengevaluasi, mendapatkan,
mengunakan, dan menyingkirkan suatu penawaran pasar, termasuk biaya moneter,
energy, waktu dan psikologis.
Ø Menerapkan Konsep Nilai
Anggaplah pembeli perusahaan konstruksi besar ingin membeli
sebuah kontraktor dari Catepillar atau Komatsu. Wiraniaga yang saling bersaing
secara cermat menjelaskan penawaran masing – masing. Pembeli ingin mengunakan
kontraktor dalam pekerjaan konstruksi residensial. Ia ingin traktor itu
menghantarkan suatu tingkat reabilitas, durabilitas, kinerja, dan nilai jual
kembali. Ia mengevaluasi traktor itudan memutuskan bahwa Catepillar mempunyai
manfaat produk yang lebih besar berdasarkan persepsinya tentang atribut –
atribut tersebut. Ia juga mempertimbangkan perbedaan dalam layanan yang
menyertainya dan memutuskan bahwa Catepillar memberikan pelayanan yang lebih
baik dan personel yang lebih berpengetahuan dan responsive. Terakhir dia memberikan nilai yang lebih tinggi untuk citra dan reputasi korporat Catepillar.
Seringkali manajer mangadakan
analisis nilai pelanggan untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan perusahaan
terhadap kekuatan dan kelemahan berbagai pesaingnya. Langkah – langkah dalam
analisis ini adalah :
1. Mangidentifikasikan atribut
dan manfaat utama yang dinilai pelangan.
2. Menilai arti penting
kuantitatif dari atribut dan manfaat yang berbeda.
3. Menilai kinerja perusahaan dan
pesaing berdasarkan nilai pelanggan yang berbeda dan membandingkan dengan
peringkat arti pentingnya.
4. Mempelajari bagai mana
pelanggan pada segmen tertentu menentukan peringkat kinerja perusahaan terhadap
pesaing utama tertentu berdasarkan suatu atribut atau manfaat
5. Mengamati nilai pelanggan
sepanjang waktu.
Mengapa konsumen bisa
Loyal ?
Banyak faktor yang mempengaruhi loyalitas
konsumen. Kualitas pelayanan (Service
Quality) dan kepuasan pelanggan (Customer
Satisfaction) merupakan aspek vital dalam rangka bertahan dalam bisnis dan
memenangkan persaingan (Tjiptono, 2004 : 145 ).
Kualitas pelayanan adalah sesuatu yang
mengawali adanya kepuasan pelanggan (Syzmanski et al dalam Darsono et al,
2006). Semakin tinggi tingkat kualitas pelayanan yang dipersepsikan,
semakin meningkat kepuasan konsumen.Pernyataan tersebut menegaskan
adanya hubungan yang erat antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan
(Parasuraman, 1988 dalam Karsono, 2007).
Kepuasan
pelanggan merupakan salah satu dari tujuan pemasaran yang
secara dekat dihubungkan dengan loyalitas konsumen (Zeithamal dan Bitner, 2000
dalam Matzler, 2005). Jika konsumen merasa puas dengan suatu produk atau jasa,
mereka cenderung akan terus membeli dan menggunakannya (J. Paul Peter and Jerry
C Olson, Consumer Behaviour. 1996: 157). Kepuasan pelanggan berhubungan erat
dengan loyalitas konsumen dan sangat berpengaruh pada profitabilitas (Hallowell
and Johnson et al, 1996 dalam Matzler et al, 2005).
Bagaimana Cara Membangun
Loyalitas Pelanggan ?
Ø
Penuhi dan Lebihi Ekspektasi Mereka
Konsumen
yang membeli produk suatu perusahaan, baik barang ataupun jasa pasti berekspektasi
terhadap kemampuan produk yang mereka beli, sejauh mana produk tersebut mampu memenuhi
kebutuhan mereka. Bila produk tersebut mampu memenuhi kebutuhan, maka
ekspektasi dasar mereka terpenuhi. Tapi, dipenuhi saja tidak cukup, bila
perusahaan mampu memberikan lebih dari kebutuhan dasar konsumen, konsumen tidak
hanya puas, tapi sangat puas. Kepuasan yang tinggi inilah yang menjadi dasar
loyalitas konsumen.
Ø Pertahankan dan
tingkatkan kualitas secara terus menerus
Perusahaan jangan cepat puas dengan keadaan saat ini karena persaingan bisnis semakin menggila. Produk kualitas tertinggi saat ini bukan jaminan karena besok mungkin sudah ada yang mampu menyamai atau bahkan melebihi. Karena itulah wajib hukumnya untuk terus meningkatkan kualitas produk dan layanan.
Perusahaan jangan cepat puas dengan keadaan saat ini karena persaingan bisnis semakin menggila. Produk kualitas tertinggi saat ini bukan jaminan karena besok mungkin sudah ada yang mampu menyamai atau bahkan melebihi. Karena itulah wajib hukumnya untuk terus meningkatkan kualitas produk dan layanan.
Ø
Jalankan
berbagai Program Loyalitas
Strategi promo seperti membership, diskon khusus untuk pembelian selanjutnya, dll ditujukan untuk membangun loyalitas konsumen, perusahaan wajib untuk menjalankan program ini dengan baik. Tapi pastikan program ini memang dibutuhkan dan diterima oleh konsumen, jangan sampai malah membuat konsumen terganggu dan akhirnya kesal.
Strategi promo seperti membership, diskon khusus untuk pembelian selanjutnya, dll ditujukan untuk membangun loyalitas konsumen, perusahaan wajib untuk menjalankan program ini dengan baik. Tapi pastikan program ini memang dibutuhkan dan diterima oleh konsumen, jangan sampai malah membuat konsumen terganggu dan akhirnya kesal.
Ø
Bangun
kedekatan emosional (empati dan simpati)
Bisnis bukan hanya soal produk, tapi juga keterikatan emosional. Perusahaan dengan konsumen loyal pasti sudah memiliki ikatan emosional lebih daripada sekedar membeli produk untuk memenuhi suatu kebutuhan. Kedekatan emosional ini bisa dibangun dengan kualitas layanan yang prima dan mengerti apa yang konsumen butuhkan. SDM berperan sangat vital dalam membangun kedekatan ini
Bisnis bukan hanya soal produk, tapi juga keterikatan emosional. Perusahaan dengan konsumen loyal pasti sudah memiliki ikatan emosional lebih daripada sekedar membeli produk untuk memenuhi suatu kebutuhan. Kedekatan emosional ini bisa dibangun dengan kualitas layanan yang prima dan mengerti apa yang konsumen butuhkan. SDM berperan sangat vital dalam membangun kedekatan ini
Ø
Evaluasi
Program Loyalitas
Bila selama ini program loyalitas sudah jalan, kualitas produk baik, SDM dan layanan baik tapi masih banyak konsumen kabur dan tidak loyal, semua itu harus dievaluasi karena pasti ada yang salah. Perusahaan harus cepat menemukan titik masalah yang menimbulkan konsumen tidak loyal terhadap produk dan perusahaan tersebut dengan cepat.
Banyak orang berkata bisnis bukan sekedar untuk menghasilkan uang. Kalau perusahaan hanya mengejar uang, semua orang juga bisa melakukannya, tapi kalau perusahaan bekerja juga dengan hati maka uang akan mengalir, konsumen pun akan loyal. Kenali konsumen, kenali diri, bekerja dengan hati, maka siapapun akan sulit mengalahkan kita.
Bila selama ini program loyalitas sudah jalan, kualitas produk baik, SDM dan layanan baik tapi masih banyak konsumen kabur dan tidak loyal, semua itu harus dievaluasi karena pasti ada yang salah. Perusahaan harus cepat menemukan titik masalah yang menimbulkan konsumen tidak loyal terhadap produk dan perusahaan tersebut dengan cepat.
Banyak orang berkata bisnis bukan sekedar untuk menghasilkan uang. Kalau perusahaan hanya mengejar uang, semua orang juga bisa melakukannya, tapi kalau perusahaan bekerja juga dengan hati maka uang akan mengalir, konsumen pun akan loyal. Kenali konsumen, kenali diri, bekerja dengan hati, maka siapapun akan sulit mengalahkan kita.
Membangun Pondasi Dasar
dari loyalitas konsumen
Segmentasi pasar (marketing segmentation) merupakan
suatu langkah awal pemasaran untuk
membagi-bagi berbagai macam konsumen yang ada di pasar dan memilih salah satu
bagian dari segmen tersebut yang akan dijadikan target pemasaran (Marketing Target).
Yang dimaksud dengan target pemasaran (Marketing Target) di atas adalah
jenis konsumen yang dipilih merupakan tujuan pemasaran (marketing goals)
.
Tujuan utama segmentasi pasar (Market Segmentation)
adalah untuk merangsang semua pelanggan yang berpotensial. Pemasaran yang tidak
memiliki target adalah sia-sia, karena ada banyak kelompok pelanggan yang
mungkin tidak tertarik untuk membeli jasa yang dijual. Inti dari suatu
pemasaran yang baik adalah mengambil satu segmen yang paling menarik dalam pelayanan
yang spesifik dan mengaplikasikan unsur-unsur pemasaran terhadap segmen
tersebut.
Segmentasi mencakup beberapa analisis sebagai berikut, segmen
pasar mana yang menjadi target pasar? Apa yang pelanggan inginkan dari jenis
pelayanan yang dijual? Bagaimana cara terbaik untuk menyusun unsur-unsur
pemasaran dalam memenuhi berbagai keinginan dan kebutuhan mereka? Di mana
pelayanan tersebut dipromosikan? Dan kapan pelayanan itu dipromosikan?
Prosedur dan Proses
Segmentasi Pasar
Ada tiga tahap yang
harus dilakukan dalam segmentasi pasar (Kotler,2003) yaitu:
Ø Survey Stage merupakan tahap melakukan eksplorasi
baik melalui focus group discussion atau dengan wawancara terhadap beberapa
kelompok konsumen untuk memperoleh keterangan mengenai motivasi, sikap dan perilaku
konsumen.
Ø Analysis Stage merupakan tahap analisis terhadap
informasi yang telah diperoleh melalui survey. Analisis dapat dilakukan dengan
menerapkan analisis faktor untuk menelaah variabel-variabel mana yang
berkolerasi tinggi kemudian menerapkan analisis cluster untuk menciptakan atau
mengetahui kelompok-kelompok pasar yang secara signifikan memiliki perbedaan
karakteristik.
Ø Profiling Stage merupakan tahap untuk mengidentifikasi
frofil masing-masing cluster yang terbentuk. Dengan in i akan teridentifikasi
perbedaan masing-masing cluster berdasarkan sikap dan perilaku, demografi,
psikografi, manfaat atau value.
Syarat Segmentasi Yang
Efektif
Dalam melakukan
segmentasi perusahaan perlu memperhatikan efektifitas segmentasi tersebut.
Syarat segmentasi yang efektif adalah (Kotler,2003):
- Measurable (terukur). Measurable berarti segmen pasar harus dapat membantu perusahaan
dalam mengukur potensi pasar, daya beli konsumen serta ukuran alokasi
sumberdaya.
2.
Substansial
(banyak). Substansial berarti
segmen tersebut harus besar dan profitable untuk dilayani.
3.
Accessible
(dapat diakses). Accessible berarti
segmen tersebut harus mudah dijangkau untuk dilayani.
4.
Differentiable
(dapat dibedakan). Differentiabel
berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas.
5.
Actionable
(dapat dilayani). Actionable berarti
segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki
perusahaan.
TARGET MARKET (TARGETING)
Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang
segmen pasar, selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk
memutuskan segmen mana yang menjadi target market. Dalam mengevaluasi segmen
pasar yang berbeda perusahaan harus melihat dua faktor yaitu daya tarik pasar
secara keseluruhan serta tujuan dan resource perusahaan (Kotler, 2003).
Perusahaan harus melihat apakah suatu segmen potensial memiliki karakteristik
yang secara umum menarik seperti ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, skala
ekonomi, resiko yang rendah dan lain-lain. Perusahan juga perlu
mempertimbangkan apakah berinvestasi dalam segmen tersebut masuk akal dengan
mempertimbangkan tujuan dan sumber daya perusahaan.
Pengertian dari targeting itu sendiri merupakan sebuah sasaran, siapa yang dituju. Dalam menentukan targeting maka dilakukan beberapa survey untuk dapat mengetahui keadaan pasar nantinya, agar ketika proses pemasaran tidak salah sasaran.
Pengertian dari targeting itu sendiri merupakan sebuah sasaran, siapa yang dituju. Dalam menentukan targeting maka dilakukan beberapa survey untuk dapat mengetahui keadaan pasar nantinya, agar ketika proses pemasaran tidak salah sasaran.
Menentukan Target Market
Dalam menetapkan target market perusahaan dapat
mempertimbangkan lima pola, dapat dijelaskan sebagai Berikut :
1. Single Segment Concentration.
Single Segment Concentration maksudnya adalah perusahaan dapat memilih satu segmen saja. Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga bisa diperoleh keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen mempunyai potensi resiko yang cukup besar, sehingga alasan inilah yang mendasari perusahaan untuk memilih lebih dari satu segmen.
2. Selective Specialization.
Selective Specialization maksudnya adalah perusahaan menyeleksi beberapa segmen. Segmen yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi, tetapi masing – masing segmen menjanjikan uang. Strategi ini lebih dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian, walaupun salah satu segmennya tidak produktif, tetapi perusahaan tetap memperoleh pendapatan dari segmen yang lain.
3. Product Specialization.
Product Specialization maksudnya perusahaan berkonsentrasi membuat produk khusus atau tertentu. Melalui cara ini, perusahaan membangun reputasi yang kuat di produk yang spesifik. Namun resikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau keterlambatan melakukan perubahan teknologi.
4. Market Specialization.
Market Specialization maksudnya adalah perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam kelompok tertentu. Perusahaan memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua produk baru yang dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko akan kerugian akan timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau kebutuhannya.
5. Full Market Coverage.
Full Market Coverage maksudnya adalah perusahaan berusaha melayani semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya perusahaan besar yang bisa melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen, pemasar dapat melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan daripada tidak melakukan diferensiasi, namun diferensiasi dapat meningkatkan biaya perusahaan. Secara umum, hal ini tetap akan bermanfaat khususnya apabila dikaitkan dengan strategy profitability, namun demikian perusahaan sebaiknya berhati – hati agar tidak terjadi over segmenting. Biaya yang diperkirakan adalah Product modification cost, manufacturing cost, administrative cost, inventory cost, dan promotion cost.
1. Single Segment Concentration.
Single Segment Concentration maksudnya adalah perusahaan dapat memilih satu segmen saja. Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga bisa diperoleh keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen mempunyai potensi resiko yang cukup besar, sehingga alasan inilah yang mendasari perusahaan untuk memilih lebih dari satu segmen.
2. Selective Specialization.
Selective Specialization maksudnya adalah perusahaan menyeleksi beberapa segmen. Segmen yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi, tetapi masing – masing segmen menjanjikan uang. Strategi ini lebih dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian, walaupun salah satu segmennya tidak produktif, tetapi perusahaan tetap memperoleh pendapatan dari segmen yang lain.
3. Product Specialization.
Product Specialization maksudnya perusahaan berkonsentrasi membuat produk khusus atau tertentu. Melalui cara ini, perusahaan membangun reputasi yang kuat di produk yang spesifik. Namun resikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau keterlambatan melakukan perubahan teknologi.
4. Market Specialization.
Market Specialization maksudnya adalah perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam kelompok tertentu. Perusahaan memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua produk baru yang dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko akan kerugian akan timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau kebutuhannya.
5. Full Market Coverage.
Full Market Coverage maksudnya adalah perusahaan berusaha melayani semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya perusahaan besar yang bisa melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen, pemasar dapat melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan daripada tidak melakukan diferensiasi, namun diferensiasi dapat meningkatkan biaya perusahaan. Secara umum, hal ini tetap akan bermanfaat khususnya apabila dikaitkan dengan strategy profitability, namun demikian perusahaan sebaiknya berhati – hati agar tidak terjadi over segmenting. Biaya yang diperkirakan adalah Product modification cost, manufacturing cost, administrative cost, inventory cost, dan promotion cost.
Hubungan
antara Kepuasan Pelanggan, Loyalitas Pelanggan, dan Kualitas Layanan
Kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah dengan
memberikan kepuasan pelanggan yang pada akhirnya akan menciptakan loyalitas
pelanggan. Saat ini beberapa peneliti pemasaran berfokus pada pengukuran
kepuasan pelanggan. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan kualitas
pelayanan dari perusahaan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan akan memberikan
perhatian manajer perusahaan apakah perlu dilakukan perbaikan dalam kepuasan
pelanggan yang berperan pada peningkatan dalam kinerja ekonomis perusahaan.
Pengeluaran konsumen yang besar dalam berbelanja di toko swalayan atau
koperasi, menunjukkan bahwa hubungan antara kepuasan pelanggan dan kinerja
ekonomis perusahaan dianggap oleh perusahaan sebagai penilaian konsumen yang
positif.
Loyalitas
pelanggan ditentukan untuk tujuan yang luas bagi kebutuhan pelanggan. Sikap
relatif yang rendah dengan tingkat pembelian menunjukkan tidak adanya loyalitas
pelanggan.kepuasan dipandang sebagai awal dari sikap relatif, karena tanpa
kepuasan pelanggan tidak aka ada sikap yang baik terhadap sebuah merek sebagai
perbandingan pada alternatif lain yang tersedia.
Pembelian
ulang didefinisikan karena loyalitas pelanggan, bukan karena pelanggan tidak
puas terhadap produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan. Loyalitas
pelanggan yang baik dan sikap yang baik terhadap merek akan memberikan komitmen
yang baik yang dapat berpengaruh pada kepuasan pelanggan. Komitmen ini
menjelaskan bahwa keinginan untuk membeli ulang sebuah produk mengabaikan
perusahaan pesaing.
Customer Relationship Management (CRM)
PENTINGNYA HUBUNGAN BAIK DENGAN
PELANGGAN
Menjalin hubungan baik dengan pelanggan adalah hal yang selayaknya
dilakukan oleh setiap organisasi pelayanan baik perusahaan maupun lembaga
pemerintahan. Hal ini dikarenakan posisi dan keberadaan pelanggan sangat
memberikan pengaruh dalam keberlangsungan bisnis suatu organisasi. Terdapat
beberapa alasan mengapa jalinan hubungan baik dengan pelanggan sangat penting
dilakukan , antara lain :
1.
Untuk
mengetahui lebih jauh kebutuhan dan harapan melalui sudut pandang pelanggan
sehingga akan memudahkan organisasi pelayanan dalam menyusun strategi pelayanan.
2.
Mendorong
tingkat loyalitas pelanggan terhadap jasa layanan yang diberikan oleh
organisasi (perusahaan/pemerintah).
3.
Untuk
meningkatkan pertumbuhan jangka panjang dan profitabilitas perusahaan melalui
pengertian yang lebih baik terhadap kebiasaan (behavior) pelanggan.
Kisah kuno yang mugkin dapat dijadikan gambaran atas
pentingnya hubungan pelanggan ini adalah kisah Ming Hua, seorang pedagang
beras di sebuah desa di Cina kuno, sedang berpikir keras tentang bagaimana cara
mempertahankan pelanggannya agar tidak beralih ke pesaingnya. Lima bulan lalu,
ia satu-satunya pedagang beras di desa tersebut. Sebulan terakhir, sudah muncul
empat pedagang beras lain di desanya. Mereka muncul menyaingi Ming Hua karena
melihat bisnis beras memang lukratif di desa tersebut. Ming
Hua sampai pada sebuah kesimpulan, bahwa dia harus memberikan different
service kepada para kepala keluarga di desa tersebut, yang dulu semua
adalah langganannya. Mulailah ia “bersilaturahmi” ke para kepala keluarga
sambil membawa blocknote untuk mencatat berapa anggota
keluarga mereka, berapa konsumsi beras rata-rata per hari, berapa kapasitas
tempat penyimpanan beras, beras jenis apa yang biasa dimasak, kapan tanggal
lahir para anggota keluarga, dan berbagai catatan yang diperlukan untuk memberikan
layanan lain agar pelanggannya tetap loyal kepadanya. Dari catatan tersebut
maka Ming Hua bisa mengantarkan beras tepat saat persediaan beras sebuah
keluarga hampir habis, memberikan kado ulang tahun anggota keluarga, dan
berbagai layanan yang lain seolah-olah dia paham benar kebutuhan pribadi para
kepala keluarga.
Kisah di atas menjelaskan kepada kita betapa
pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan pelangga agar pelanggan tidak
lari dan tetap loyal dengan bisnis kita.Loyalitas pelanggan mutlak diperlukan
apabila perusahaan ingin tetap eksis dalam sebuah industri yang memiliki
tingkat persaingan tinggi. Jalinan hubungan baik dengan pelanggan ini dikenal
dengan konsep Customer Relationship Management (CRM). Kisah
kuno tentang Ming Hua tersebut merupakan contoh klasik
implementasi Customer Relationship Management (CRM) yang
sangat dasar.
KONSEP CUSTOMER RELATIONSHIP
MANAGEMENT
Manajemen hubungan pelanggan atau Customer
Relationship Management (CRM) merupakan konsep yang berbeda-beda
menurut pandangan berbagai pihak. Bagi sebagian orang, CRM adalah
singkatan dari Customer Relationship Marketing. Sementara itu
kelompok lain yang berkeyakinan bahwa tidak semua pelanggan menghendaki
hubungan dengan supplier, menghapus kata ‘hubungan’ dan
memilih istilah yang lebih singkat, yaitu ‘manajemen pelanggan’ alias Customer
Management.
Menurut Francis Buttle (2004:2) Manajemen hubungan
pelanggan atau Customer Relationship Management (CRM) adalah
strategi inti dalam bisnis yang mengintegrasikan proses-proses dan fungsi-fungsi
internal dengan semua jaringan eksternal untuk menciptakan serta mewujudkan
nilai bagi para konsumen sasaran secara profitabel.
Sedangkan Brown dan Rigby, Reincheld, Dawson (dalam
Vaness Gaffar, 2007:87) mengungkapkan bahwa Customer Relationship
Management (CRM) merupakan suatu proses mendapatkan, mempertahankan,
dan mengembangkan pelanggan yang menguntungkan dan memerlukan suatu fokus yang
jelas terhadap atribut suatu jasa yang dapat menghasilkan nilai kepada
pelanggan sehingga dapat menghasilkan loyalitas.
Jadi, Customer Relationship Management (CRM) bukanlah
suatu konsep atau proyek, melainkan suatu strategi bisnis yang bertujuan untuk
memahami, mengantisipasi, dan mengelola kebutuhan pelanggan yang ada dan
pelanggan potensial dari suatu organisasi.
Customer Relationship Management (CRM) dapat dikaji dari tiga tataran (Francis
Buttle,2004:3) yaitu:
1. CRM Strategis, adalah pandangan ‘top
down’ tentangCustomer Relationship Management (CRM) sebagai
strategi bisnis paling penting yang mengutamakan konsumen dan bertujuan memikat
dan mempertahankan konsumen yang mneguntungkan.
2. CRM Operasional, adalah pandangan
tentang Customer Relationship Management (CRM) yang berfokus
pada proyek-proyek otomatisasi seperti otomatisasi layanan, otomatisasi armada
penjualan, dan otomatisasi penjualan.
3. CRM Analitis, adalah pandangan ‘bottom
up’ tentangCustomer Relationship Management (CRM) yang
terfokus pada kegiatan penggalian data konsumen untuk tujuan-tujuan strategis
dan taktis.
CustomerRelationship Management (CRM) merupakan kombinasi dari proses bisnis dan
teknologi yang tujuannya untuk memahami pelanggan dari berbagai perspektif
untuk membedakan produk dan jasa perusahaan secara kompetitif. Customer Relationship
Management (CRM) merupakan suatu usaha untuk memperbaiki identifikasi
pelanggan,
Terdapat lima tahap proses untuk pengembangan dan penerapan strategi Customer Relationship
Management (CRM) (Francis Buttle,2004:57) :
1. Analisis portfolio pelanggan.
Tahap ini melibatkan analisis terhadap basis pelanggan secara aktual dan
potensial untuk mengidentifikasi pelanggan mana yang ingin dilayani di masa
mendatang.
2. Keintiman pelanggan. Pada tahap ini
dapat dikenali identitas, riwayat, tuntutan, harapan, dan pilihan pelanggan.
3. Pengembangan jaringan. Untuk
mengidentifikasi, menjelaskan, dan mengelola hubungan dengan anggota jaringan
dalam perusahaan.
4. Pengembangan proposisi nilai. Tahap
ini melibatkan pengidentifikasian sumber-sumber nilai bagi pelanggan dan
penciptaan suatu proporsisi dan pengalaman yang memenuhi kebutuhan, harapan,
dan pilihan mereka.
5. Mengelola siklus hidup pelanggan.
Siklus hidup pelanggan adalah perjalanan pelanggan dari status suspect (apakah
konsumen itu cocok dengan profil target market) hingga menjadi pendukung
(konsumen yang mendatangkan pemasukan tambahan berkat referensi lisan mereka
yang mendatangkan konsumen-konsumen baru lainnya).
TUJUAN DAN MANFAAT CUSTOMER
RELATIONSHIP MANAGEMENT
Ada beberapa tujuan dari Customer Relationship Management,antara
lain sebagai berikut :
Ø
Memanfaatkan
hubungan yang ada untuk mendongkrakrevenue. Profitabilitas dapat
ditingkatkan melaluikegiatan mengidentifikasi, menarik, dan mempertahankan
pelanggan terbaik.
Ø Memanfaatkan informasi yang terintegrasi untuk
memberikan layanan terbaik. Pemanfaatan informasi akan membantu pelanggan untuk
tidak melakukan pencarian informasi yang sama sehingga dapat menghemat waktu
bagi pelanggan.
Ø Mengembangkan prosedur dan proses penjualan yang dapat
digunakan secara berulang. Dengan mengembangkan saluran kontak pelanggan, lebih
banyak karyawan terlibat dalam penjualan.
Ø Menciptakan nilai baru dan membangun kesetiaan
pelanggan. CRM dapat mendorong kemampuan perusahaan untuk merespon kebutuhan
pelanggan, mengakomodasi tuntutan pelanggan, dan membangun kemitraan sehingga
pelanggan menjadi setia.
Jika
hubungan pelanggan telah terbangun maka perusahaan dapat mengatasi masalah yang
timbul pada pelanggan secara dini. Sedangkan manfaat CRM, antara lain adalah :
Ø Biaya menarik pelanggan lebih rendah. Ini mencakup
biaya pemasaran, surat-menyurat, kontak pelanggan,follow-up, fulfillment,
dan pelayanan.
Ø Tidak perlu merekrut terlalu banyak pelanggan untuk
menjaga volume penjualan, terutama untuk pemasaranbusiness to business.
Ø Mengurangi biaya penjualan. Umumnya pelanggan yang ada
lebih responsif. CRM akan mengurangi biaya kampanye dan meningkatkan Return on
Invesment (ROI) dalam pemasaran dan komunikasi pelanggan.
Ø Profitabilitas pelanggan lebih tinggi. Share lebih
besar,follow-up penjualan yang lebih baik, memberikan masukan
kepada pelanggan lain tentang layanan dan kepuasan, dapat dilakukan cross-sell atau up-sell dari
pembelian saat ini.
Ø Meningkatkan kesetiaan dan retensi pelanggan.
Pelanggan bermitra dalam jangka waktu lama, membeli lebih banyak dan
sering, dan langsung memberikanrequirements sehingga ikatan
hubungan bertambah langgeng.
Ø
Dapat
melakukan evaluasi pelanggan yang menguntungkan atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar